Gowa | GARDATIMURNEWS.COM-Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H atau 2 Mei 2022 yang serentak mengumandangkan Takbir, Tahmid, Tasbih dan Tahlil tanpa kecuali Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gowa menggelar dan menggeliat Sholat Idul Fitri di Mawang Lapangan Dakwah Muhammadiyah bertindak Khotib Wakil Ketua PDM, DR.Syarifuddin Kulle, M.Pd dan selaku Imam, Achmad Fauzan Ridha Hasyim yang didahului sambutan Ketua PDM Gowa, KH.Muslimin Kila, S.Pdi di pagi yang cerah dan bersih.
Khotib Idul Fitri, DR.Syarifuddin Kulle yang mengupas tuntas,” Ramadhan Titian Menuju Taqwa menggunakan bahasa dan kalimat sederhana dan komunikatif dengan mengawali sebahagian tanda tanda kekuasaan Allah yang terdapat pada diri kita masing masing.
Kebesaran dan kekuasaan Allah antaranya, masih menyatunya jasmani dan rohani yang di sebut Al-Insani, manusia.

Bukan dan tidak hanya itu, tapi berfungsinya panca indera sehingga mampu membedakan perintah dan larangan.
Khotib Wakil Ketua PDM, Daeng Kulle panggilan akrabnya menggelorakan salam dan salawat tercurah pada Nabiullah Muhammad SAW sebagai’laqadkaana lakum fii Rasulullahi Uswatun Hasanah’, terdapat vibtoh teladan dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegar, ungkapnya.

Gelora dan kumandang takbir, tahmid, tasbih dan tahlil di pagi hari lanjut Khotib Daeng Kulle, kaum muslimin dan muslimat bergegas dari rumah masing-masing menuju tempat Sholat baik di Masjid maupun di lapangan melaksanakan perintah Allah sebagai bentuk perwujudan dan penghambaan selaku pengikut/umat Rasulullah Muhammad SAW, katanya.

Prosesi itu, kita saling menyapa satu sama lain dan ternyata diantara keluarga ada yang kurang lantaran mendahului memenuhi panggilan Allah, apakah Ayah, Ibu, Suami, isteri, paman, tante, anak dan Saudara termasuk orang yang berjasa sama kita?Tak lain kita cuma mampu berucap, “Innalilahi Wainnaa Ilaihi Roji’uun”, mungkin pula tidak bersama lantaran adanya’Covid 19′ dan tak lain yang tepat terucapkan,”Lahaula Walaquwwata Illabillah,”terpulang izin dan kehendak Allah, ujarnya.
Menurutnya, Ramadhan usai bukan berarti putus hubungan dengan Allah kecuali selesainya sebagian ikatan dengan syariat dan ikatan dengan Masjid Sholat berjama’ah serta amal shaleh lainnya semakin kokoh dan meningkat misal, berinfak, mengasihi fakir miskin, anak yatim dan kasih sayang sesama muslim.

Jadi Ramadhan sesudahnya melanjutkan dan makin meningkatkan nilai taqwa, berhasil mencapai tujuan puasa,”La’allakum Tattaqun”, ucapnya.
Dikatakan, kegembiraan dan suka cita umat Islam saat ini merupakan ungkapan rasa syukur atas nikmat berpuasa dan sholat qiyamul-lail yang disempurnakan Idul Fitri, semoga.(H.Temba/Burnas-Omank)
Adm: Salman sitaba