GARDATIMURNEWS.COM || Gowa – 21 Agustus 2024—Aliansi Aktivis Perempuan Kabupaten Gowa dengan tegas menolak potensi munculnya kotak kosong dalam Pilkada Gowa 2024. Mereka memperingatkan bahwa fenomena ini dapat mencederai nilai-nilai demokrasi yang telah dibangun dengan susah payah di wilayah ini.
Menjelang pendaftaran bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Gowa, yang dijadwalkan pada 29 Agustus 2024, ancaman kotak kosong semakin nyata dan menjadi momok yang menghantui proses demokrasi di Gowa.
Sejauh ini, hanya pasangan Husniah Talenrang dan Darmawangsa Muin yang telah resmi mendeklarasikan diri sebagai bakal calon dengan dukungan Partai Gerindra dan PAN.
Namun, PPP yang memiliki 12 kursi di DPRD Gowa hingga kini belum menyatakan sikapnya, sementara Abdul Rauf Malaganni, yang disebut-sebut sebagai calon kuat, juga belum mengumumkan keputusannya.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Aliansi Aktivis Perempuan Gowa, sejumlah tokoh perempuan dari berbagai komunitas menyampaikan keprihatinan mendalam.
Naurhaeda Baso dari Majelis Taklim menegaskan, “Pilkada yang diwarnai oleh kotak kosong adalah sebuah kemunduran bagi demokrasi. Kami, sebagai perempuan, sangat prihatin dan khawatir jika pilihan rakyat menjadi terbatas,” ujarnya pada Rabu (21/08/24).
Senada dengan itu, Ninik Sukarni, seorang aktivis perempuan lainnya, menekankan pentingnya memiliki pilihan yang jelas dan berkualitas dalam pemilihan.
“Gowa membutuhkan pemimpin yang kuat dan memiliki visi yang jelas. Kotak kosong bukanlah solusi, melainkan ancaman bagi hak suara kami sebagai warga negara,” katanya dengan tegas.
Selain itu, Lilies Suryani dari FKPPI dan Sitti Fatimah, yang mewakili Komunitas Perempuan Pedagang Pasar Kabupaten Gowa, juga menyuarakan kekhawatiran mereka.
“Sebagai pedagang pasar, kami ingin melihat pemimpin yang bisa memperjuangkan nasib kami. Pilkada dengan kotak kosong akan membuat suara kami tidak dihargai,” ujar Sitti Fatimah.
Lilies Suryani menambahkan, “Kami butuh perubahan, bukan sekadar formalitas pemilihan. Pilihan yang sempit hanya akan merugikan kami sebagai rakyat.”
Herlina Abbas, Kasmawaty, dan Marlina Dg Bau dari komunitas pemerhati anak dan perempuan Gowa, turut menekankan pentingnya menjaga kualitas demokrasi.
“Anak-anak dan perempuan di Gowa membutuhkan pemimpin yang benar-benar peduli. Pilkada harus menjadi ajang untuk memilih yang terbaik, bukan sekadar memilih yang tersedia,” ungkap mereka secara bersama.
Nurhania Kari dari Komunitas Perempuan Gowa Berdaya juga memberikan seruan yang kuat.
“Kita harus berjuang untuk memastikan demokrasi di Gowa tidak dicederai oleh ketidakadilan. Pilihan yang terbatas sama saja dengan mengkhianati prinsip-prinsip demokrasi yang kita junjung tinggi.”
Aliansi Aktivis Perempuan Gowa menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat dan partai politik untuk berperan aktif dalam menjaga kualitas demokrasi di Pilkada Gowa 2024.
Mereka menekankan bahwa upaya maksimal harus dilakukan agar masyarakat dapat memilih pemimpin yang benar-benar layak dan mampu membawa perubahan positif bagi Gowa.
Lap : Muh Tahar.