GARDATIMURNEWS.COM || BONTONOMPO ,Gowa – Dalam tradisi budaya Makassar, senjata tradisional tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan, melainkan juga menjadi simbol kebesaran, harapan, dan keberanian. Salah satu pusaka yang sarat dengan makna tersebut adalah Sele’, atau yang lebih dikenal dengan Kris.
Senjata ini dipercaya membawa nilai-nilai luhur dari para leluhur, dan diwariskan kepada mereka yang dianggap layak, sebagai simbol kehormatan dan tanggung jawab.
Pada kunjungan paslon AURAMA’ ke Desa Jipang, Kecamatan Bontonompo*pada Rabu (23/10/2024), pusaka Sele’ berjenis Lamba’ Salapang dengan desain khas yang mencerminkan kearifan lokal, diberikan oleh H. Rate kepada H. Amir Uskara.
Sele’ ini diyakini sebagai lambang keberanian dan keteguhan hati, serta menjadi warisan dari nenek moyang yang akan memandu penerimanya dalam perjalanan hidup.
“Sele’ ini bukan hanya sekadar pusaka, melainkan simbol dari keberanian dan keteguhan hati, warisan dari nenek moyang yang siap melindungi dan memandu perjalanan hidup penerimanya,” ujar H. Rate, tokoh adat Desa Jipang.
Selain itu, dalam momen yang sama, Hj. Irmawati Haerudin juga dianugerahi Badik jenis Lagecong, salah satu senjata tradisional yang tidak kalah sakral dan dihormati dalam masyarakat Gowa.
Badik ini memiliki lekukan khas dan ukiran yang dalam, melambangkan kekuatan serta ketangkasan yang diwariskan turun-temurun.
“Kedua pusaka ini menegaskan kepercayaan dan harapan besar dari para leluhur kepada penerimanya,” jelas H. Rate.
Momen serah terima pusaka ini diwarnai dengan suasana penuh khidmat, di mana H. Amir Uskara dan Hj. Irmawati menerima pusaka dengan rasa syukur dan hormat yang mendalam.
Pasangan AURAMA’ ini menganggapnya sebagai amanah untuk menjaga nilai-nilai keberanian, tanggung jawab, dan kehormatan yang telah diwariskan oleh nenek moyang.
“Ini adalah amanah dan pesan bahwa keberanian, tanggung jawab, dan kehormatan adalah nilai-nilai yang harus terus dijunjung tinggi, sebagaimana yang diwariskan oleh nenek moyang,” kata Hj. Irmawati Haerudin setelah menerima pusaka.
Pemberian pusaka ini menegaskan bahwa budaya Makassar tetap hidup melalui simbol-simbol kebesaran dan keberanian, yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Lap : Muh Tahar.