GARDATIMURNEWS.COM | GOWA — Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Gowa, menyebabkan banjir di berbagai daerah. Akibatnya, ribuan hektare lahan pertanian terdampak, dengan 18 kecamatan diprediksi mengalami gagal panen (puso).
Selain merendam persawahan dan perkebunan, banjir juga menggenangi permukiman warga serta infrastruktur jalan, termasuk jalan poros kabupaten dan provinsi. Kondisi ini menyebabkan akses transportasi terganggu, sehingga pengendara motor maupun mobil tidak dapat melintas.
Pantauan di Kecamatan Pattallassang menunjukkan bahwa jalan provinsi di Poros Bu’rung Bu’rung—batas Desa Panaikang menuju Tanralili Batang Ngase, Maros—terendam air hingga satu meter pada Selasa (11/02/2025) pukul 15.00 WITA. Baru sekitar pukul 22.00 WITA, kendaraan mulai bisa melintas setelah air surut.
Kondisi serupa terjadi di jalan provinsi HM Yasin Limpo—Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang, yang menghubungkan Kampus UIN Samata Gowa dan Tun Abdul Razak, Makassar. Di lokasi ini, air juga mencapai ketinggian satu meter, memaksa warga untuk mencari jalur alternatif.
Camat Pattallassang, Andi Pangerang Subair, turun langsung memantau kondisi warga terdampak, didampingi Ketua Tim PKK A. Dian Andriani, Kasubsektor Pattallassang Iptu Muh Naim, serta tim dari Basarnas Kabupaten Gowa.
Banjir ini berdampak signifikan bagi petani. Dembo Dg Buang, warga Sawagi, dan Tajuddin Dg Naba, warga Bu’rung Bu’rung, Desa Pattallassang, mengaku mengalami kerugian besar akibat gagal panen.
Dg Buang mengungkapkan bahwa sawahnya seluas tiga hektare yang seharusnya siap panen terendam banjir, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp10 juta, termasuk biaya pengolahan lahan dan pemeliharaan. Sementara itu, Dg Naba mengalami kerugian sekitar Rp5 juta dengan luas lahan 1,5 hektare.
“Kami sudah hampir panen, padi sudah berbunga dan mulai bertunas. Dengan kondisi ini, hasil panen dipastikan gagal. Dampaknya, pasokan beras menurun dan harga pangan bisa naik, yang tentu berimbas pada perekonomian masyarakat,” ujar Dg Buang, Rabu (13/02/2025).
Para petani pun berharap agar Menteri Pertanian RI segera memberikan bantuan bagi mereka yang terdampak banjir dan mengalami gagal panen.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gowa, H. Muh Fajaruddin, menyatakan saat di hubungi oleh awak media ini melalui WhatsApp bahwa pihaknya telah menginstruksikan Tim Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) untuk mengidentifikasi luas lahan terdampak.
“Sejak kemarin, Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) sudah turun langsung ke lapangan, termasuk di Kecamatan Pattallassang, Bajeng, Bajeng Barat, dan Bontomarannu. Kami akan upayakan bantuan benih padi untuk musim tanam berikutnya,” ujar Fajaruddin.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa laporan terkait dampak banjir ini akan disampaikan kepada Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan dalam rapat di Makassar.
Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah strategis guna membantu para petani yang terdampak, baik dalam bentuk bantuan benih, pupuk, maupun kompensasi atas kerugian yang dialami.
(Nur)