GARDATIMURNEWS.COM | GOWA – Setiap memasuki musim tanaman padi yang ketiga bertepatan dengan musim kemarau panjang saluran air irigasipun kering sehingga warga tani harus menggunakan mesin pompanis Air adalah solusi untuk mendapatkan air guna mengalir ke lahan persawahan.
Tentu saja menggunakan bahan bakar, tapi untuk mendapat bahan bakar solar maupun Pertalite harus ada surat rekomendasi dari pemerintah desa atau barcode, maka warga tani pun berinisiatif untuk beralih ke Gas Elpiji. 3 kg, untuk di jadikan bahan bakar demi lancarnya penghisapan air melalui pompanis. (Minggu 1 Oktober 2023)
SalahSatu ibu rumah tangga warga bontobilla kelurahan tubajeng yang tak ingin di sebutkan namanya kepada media ini mengeluh kesahkan bahwa langkahnya Gas Elpiji 3 Kg. Yang seharusnya di peruntukan buat rumahtangga,
” kok malah di gunakan oleh petani, hal ini perlu adanya tim pengawas Yang memantu penyaluran dari agen ke pangkalan Yang menjual ke pihak para petani, sehingga terjadilah kelangkaan, dan harganya sangat mahal bila kami beli di pedagang harganya bervariasi dari harga Rp 23 Ribu hingga melambung ke harga Rp. 27 Ribu Dan Rp.30 Ribu. Mau tidak mau harus beli karena kami butuh untuk memasak Yang kami gunakan khusus di rumah.” Ungkapnya Penuh Kekcewaan
Ia menambahkan ,” Seharusnya Pemerintah Dengan adanya Petani ikut dalam kebutuhan Gas 3kg Tersebut ,Solusinya adalah menambah Kuota masing masing daerah karena ini di sebabkan musim kering,” Tuturnya
“Melalui media ini kami juga mohon kepada pemerintah agar dapat mengatasi Dan menindak tegas kepada para tengkulak, Yang sengaja merugikan kami, Masyarakat Secara Umum berkebutuhan program Subsidi Masyarakat miskin , ” Imbuhnya.(Red/*) Adm : Salman Sitaba