Opini oleh :(Andi,SS
GARDATIMURNEWS | Gowa – Jeritan dan tangisan sebagian penuhi negeri di pelosok negeri tak terdengar oleh para penguasa negeri pertiwi karena jeritan dan tangis di halangi oleh tembok berlin.
Padahal di bumi pertiwi kaya dengan isi alamnya,seperti Emas,Tembaga,Minyak,Gas bumi, sementra di atas punggung bumi pertiwi tumbuh subur,pohon karey kelapa sawit,cengke,kopi,pohom teh,padi jagung dll serta rempah rempah
Tapi itu semua hanya nama entah jadi milik siapa?.
Maka sebagian Penghuni penduduk intlektual berkata memang kalau perahu negeri pertiwi di nahkodai oleh orang pintar,tapi kurang benar, sehingga nahkoda tidak tahu mau dibawa kemana penumpang kapal KM Bumi Pertiwi,
Sudah 7 Nahkoda KM Bumi pertiwi silih berganti tapi penumpang selalu di turunkan pelabuhan pilu dan merana pulau nan tandus dan kering mau menanam tak satupun tanaman yang tumbuh,hutan hanya tumbuh pohon yang berduri dan rumput rumput liar dan beracun,
Jadi tak pelak sering terjadi jatuh korban meninggal dunia karena tak tahan menelan ramuan pahit,yang di sajikan oleh para ahli pesury sang penguasa, Adapun perhatian yang mendonasi Sembako tapi sayang pembagian tidak merata dan sering terjadi salah sasaran,Sehingga muncuk kesenggangan keadilan.
Kami rakyat kecil mau juga menikmatu manisnya susu,bukan pahitnya susah,kami juga pingin menikmati lezatx daging dan mebu yang gurih,ingin juga memakai emas tapi itu semua hanya mimpi menghiasi bunga bunga tidur, bisa juga nikmati manisnya susu tapi kami harus pinjam uang, dengan cara membayat lewat angsuran, hari hari, bila ingin punya. Motor harus akat kredit dengan membayar angsuran tiap bulan, bila lewat dari ketentuan leasing maka itu akan di tarik.
Lalu kapankah kenikmatan hidup ini berakhir, Agar dapat hidup terbebas dari lilitan hutang dan belenggu ribah?,
(Red/*